12/31/2013

Refleksi dan Intropeksi diri dipenghujung Tahun

Pukul 22. 53 29’.. 30’..31..’ 32’..

Detik  waktu itu akan terus bergerak berubah meninggalkan apa yg sudah dilaluinya. 
Bergerak menyisakan bayang bayang masa lalu menjadi kenangan, satu satunya hal yg dimiliki manusia yg paling jauh ntk dijangkaunya kembali.

Bulan ke 12, 
Minggu ke 52, 
Hari ke 365,
Jam dan detik yg tak pernah ku hitung,
telah terlampaui dengan sejuta cerita asam manis, pahit getirnya perjalanan yg ditapaki.

Lelah??? Tentu saja

Menyerah?? Jangan harap..!!!

Aku akan terus  mengejar semua cita, cinta dan harapan.
Dan nanti, ketika kaki ini cukup lelah, 
aku akan berhenti berlari dan akan melanjutkannya dengan berjalan. 
Namun, ketika berjalan masih cukup lelah, 
aku akan berhenti sesaat untuk mengambil nafas dan mengusap peluh yg menetes.
Berhenti dan diam sejenak  ntk intropeksi dan kembali membangun siasat ntk mengakali, 
bagaimana aku mampu menggenggam angan dalam tangan.

Tidak ada yg istimewa ntk hari ini. karena ya.. tentu saja karena aku tidak mengistimewakannya. 
Sesederhana itu. 
Karena  toh tidak ada bedanya dengan malam malam pergantian hari, 
malam penghujung bulan tgl 31 Mei menuju 1 juni atau lainnya. 
Percayalah,  Sama saja. Malam akan tetap begitu saja. 
Masih gelap. 
Masih bintang dan bulan yg bersarang di langit hitam. 
Dan hari esoknya masih matahari yg menyapa fajar.

 kalian tidak setuju?? Maaf, itu masalah kalian. Terserah saja. Ini pendapatku kan? Kita bebas berargumen.

Terlepas dari semua hingar bingar kemeriahan perpindahan tahun, sorak sorai bahagia, 
Suara terompet dan seribu ledakan kembang api yg nyaris memekakkan telinga, 
itu semua tidak  lebih penting dari merefleksikan dan mengintropeksi diri bahwa selama 365 hari yg telah kita lalui, tiap detik menit jam yg kita lewati, 
sudahkah kita menjadi satu langkah manusia yang lebih baik?? 
Target dan pencapaian apa yg sudah kita raih?? 
Kebaikan apa yg sudah kita bagi?? 
Dan.. keburukan dari diri yg mana yg masih begitu melekat dan mendominasi?? 
Sudahkah kita menyiapkan diri, menyiapkan siasat siasat yg lebih jitu untuk menaklukkan diri sendiri dari keburukan yg masih bersarang dihati??

Sama seperti malam malam sebelumnya dalam tiap sujudku.. dalam doa ku dengan permintaan yg selalu sama..
“Ya Allah.. datangkanlah kepadaku segala kebaikan yg baik menurut-Mu. Jauhkanlah segala keburukan yg mampu merusakku.. Dan ketika kebaikan itu sedang Kau kirimkan melalui proses yg panjang dan tak mudah, maka sudilah Engkau menjadi penyanggah hatiku yg rapuh. Kuatkan aku agar bisa berjalan tegak, berlari dan melompat menggapai bintang ntk kedua orang tua ku..”
“Allah ku.. ntk satu doa yg ku pinta seperti malam malam sebelumnya, sebuah doa yg selalu terselip sebuah nama agar sudi kiranya Kau tuliskan di Lauh Mahfuzh ku sbg pemilik hati ini. Satu nama yg kan menjadi rahasia sejati antara Kau dan aku..”

Semoga hari esok lebih baik bagi kita yg ingin berusaha move ke arah yg lebih baik.

Karena point terpentingnya ntk malam ini adalah bukan tentang ditahun, bulan dan hari apa besok mentari bersinar dan menyapa kita kembali. Namun, apa yg harus kita lakukan ntk memperbaiki diri untuk jadi yg lebih baik dari hari kemarin.