Assalamualaikum langit, Apa kabar senjaku
dikejauhan? Disini, secangkir kafein menguar aroma pekat kerinduan yang tak
bertuan. Menyublin ke udara bebas, membelenggu penciuman.
Bahasa yang diam tak berarti ia tak mengatakan.
Ketika dari kejauahan siluet yang dirindukan begitu jelas tergambar dikanvas
Tuhan, lirih bibir melantunkan permohonan.
Apalagi yang mampu diri lakukan? Ketika tangan
tak sampai untuk merengkuh, maka doalah satu satunya yang mampu mempertemukan.
Dalam balutan kasih sayang, kita bertemu dalam waktu waktu terbaik bertemu
Tuhan.
Kita titipkan rindu dalam lantunan. Lirih merdu
hati mendendangkan syair ketenangan. Berharap jarak yang membentang bukan jadi
penghalang. Sebab hati yang bertautan menjadi sandaran keyakinan.
Ahh... langit sudah berubah pekat kehitaman.
Mega jingga telah menjadi kenangan. Sudahkah senjaku tenggelam dikejauhan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar