1/26/2015

Dear, My past (The Last Letter)

Assalamualaikum my Favourite mistake.. my past..
Aku menyapamu dengan segala kerendahan hati dan setangkup rindu akan keakraban kita beberapa puluh hari yg lalu, ah tidak, mungkin hitungan hari itu telas mencapai ratusan. Ya.. aku memang lupa ntah kapan kita terakhir kalinya bercanda bersama.
My past, are you okay? Dear, doaku kan selalu menyertaimu. Ntah sampai kapan nanti kita bertemu, kuharap tak ada lagi rasa sakit itu menggerus kalbu. Nanti, jika suatu saat cerita ini sampai padamu, akankah kamu membacanya sampai akhir? Sampai titik, sampai kata kata ini bosan menceritakan semua tentangmu. Sampai jemariku tak sanggup lagi mengetik namamu.
Dear, aku telah sampai disatu titik dimana naluri pengabdianku mencuat seperti kembang api, meletup mewarnai hitam langit. Dan aku, untuk pertama kalinya bersyukur pada Illahi telah memberikan anugerah itu. Dan untukmu, aku mengucapkan terimakasih banyak krn telah menjadi orang pertama untuk meyakinkanku tetap berjalan dipilihan ini.
Dear, apakah tujuanmu telah tercapai? Masih bolehkah aku mendengar cerita perjalananmu hingga kamu mencapai titik tempatmu berdiri sekarang? Aku.. entahlah.. mungkin merindukanmu. Aku ingin mendengar ceritamu, mendengar tawa dan melihatmu bercerita dengan senyum bangga penuh kesombongan itu. Tak kupungkiri sesaat lalu aku sempat melupakanmu. Dan setiap itu berhasil melepaskan apa yg pernah kita lalui bersama, saat itu pula bisikan itu datang dan mengembalikanku ke dimensi dimana ada kamu dibalik senyum dan tangisku. Ntah apa penyebabnya.
Sayang? Tidak, tentu saja itu tidak lagi menjadi penghuni hatiku.  Aku sudah berbenah dan melipat rapi tentangmu disudut lipatan terdalam hatiku. aku tak ingin kembali kecuali membukanya untuk sekedar mengenang krn siapa aku bisa berubah sejauh ini. Singgahlah sesekali. Tidak untuk menepi namun hanya menyapa. Aku ingin mendengarmu bercerita dgn penuh gebu. Aku ingin bisa melihatmu yg tersenyum angkuh seperti masa itu. Singgahlah sebentar. Singgahlah, dan biarkan kita menghabiskan senja sehari saja dengan cerita cerita sehangat dan semanis coklat panas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar