Assalamualaikum my Favourite
mistake.. my past..
Aku menyapamu dengan segala
kerendahan hati dan setangkup rindu akan keakraban kita beberapa puluh hari yg
lalu, ah tidak, mungkin hitungan hari itu telas mencapai ratusan. Ya.. aku
memang lupa ntah kapan kita terakhir kalinya bercanda bersama.
My past, are you okay? Dear, doaku kan selalu menyertaimu. Ntah
sampai kapan nanti kita bertemu, kuharap tak ada lagi rasa sakit itu menggerus
kalbu. Nanti, jika suatu saat cerita
ini sampai padamu, akankah kamu membacanya sampai akhir? Sampai titik, sampai
kata kata ini bosan menceritakan semua tentangmu. Sampai jemariku tak sanggup
lagi mengetik namamu.
Dear, aku telah sampai disatu titik
dimana naluri pengabdianku mencuat seperti kembang api, meletup mewarnai hitam
langit. Dan aku, untuk pertama kalinya bersyukur pada Illahi telah memberikan
anugerah itu. Dan untukmu, aku mengucapkan terimakasih banyak krn telah menjadi
orang pertama untuk meyakinkanku tetap berjalan dipilihan ini.
Dear, apakah tujuanmu telah
tercapai? Masih bolehkah aku mendengar cerita perjalananmu hingga kamu mencapai
titik tempatmu berdiri sekarang? Aku.. entahlah.. mungkin merindukanmu. Aku
ingin mendengar ceritamu, mendengar tawa dan melihatmu bercerita dengan senyum
bangga penuh kesombongan itu. Tak kupungkiri sesaat lalu aku
sempat melupakanmu. Dan setiap itu berhasil melepaskan apa yg pernah kita lalui
bersama, saat itu pula bisikan itu datang dan mengembalikanku ke dimensi dimana
ada kamu dibalik senyum dan tangisku. Ntah apa penyebabnya.
Sayang? Tidak, tentu saja itu tidak
lagi menjadi penghuni hatiku. Aku sudah berbenah dan melipat rapi tentangmu
disudut lipatan terdalam hatiku. aku tak ingin kembali kecuali membukanya untuk
sekedar mengenang krn siapa aku bisa berubah sejauh ini. Singgahlah sesekali. Tidak
untuk menepi namun hanya menyapa. Aku ingin mendengarmu bercerita dgn penuh
gebu. Aku ingin bisa melihatmu yg tersenyum angkuh seperti masa itu. Singgahlah sebentar. Singgahlah, dan biarkan kita menghabiskan senja sehari saja dengan cerita cerita sehangat dan semanis coklat panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar