1/25/2014

Dee...

Dee..
ada banyak hal yang tidak bisa kau pungkiri dalam hidup.
salah satunya adalah tanpa gelap, kau tidak akan pernah mengenal terang.

Dee..
ada banyak hal yang tidak bisa kau hindari.
Jika hanya senja satusatunya yang mampu membuatmu damai, justru tanpa kau sadari,
senja  juga yang menjadi satusatunya hal yang paling menyedihkan di detik detik akhir harimu.
Mengapa??
Oh Dee.. lihat dirimu dan jangan tanyakan itu padaku. karena hanya kau yg tau.

Dee..
senja hari ini kembali datang menyapamu dengan segala kepongahannya.
Dengan pijar warna yg menyalang.
Dengan pilar pilar jingganya yg terlukis harapan harapan disetiap sudutnya..

Dee..
kembali saja setelah senja hanya tinggal seberkas jingga.
Jangan ikuti lagi.
Jangan manjakan kata hatimu pada jejak jejak bahkan pada remang remang cahaya yang menggoda jiwa.
Jangan ikuti lagi jejak jejak itu.
Jangan biarkan lagi ia menyesatkan jiwamu.

Dee..
kembalilah sebelum petang menyapa.
Kembalilah lebih awal.
Percayalah bahwa senjamu tak perlu kau nanti kedatangannya,
karena tanpa itu semua, ia akan tetap menyapa mu tuk menghapus lelah.

Kembalilah Dee..
Tinggalkan semua.
Kembalilah sebelum malam menjelang.
Kembali sebelum kau tersesat lebih jauh dalam kepekatan malam.

1/04/2014

Hujan dan Secangkir Vanilla Latte

Tak banyak yg bisa ku tuliskan. Hanya tentang seberkas embun yg menempel dikaca kaca jendela dan bias hujan yg menghujam atap rumah dan beberapa tumbuhan disekitarnya. Terbang bersama hembusan angin dari utara.

Gemuruh, guntur dan teriakan anak anak bermain dibawah guyuran hujan menjadi musik alam yg ku nikmati saat ini. Ditemani secangkir Vanilla Latte hangat, jemari ku manari diatas huruf huruf  keyboard menceritakan ttg mereka.

Ahhh.. tidak ada yg istimewa.. ya.. tidak ada yg istimewa. Hanya hujan biasa menjelang Zuhur. Tapi bagi mereka, ini merupakan hal yg mengasyikkan. Ketika ibu ibu mereka sedang tenggelam didapur dapur panas menyiapkan makan siang untuk keluarganya, anak anak itu turut mengambil kesempatan ntk tenggelam dalam canda tawa, berlari kesana kemari, berteriak dalam pelukan hujan yg tak kunjung mencapai akhir. Bahkan teguran gemuruh tak menghentikan mereka untuk menghentikan aksi mereka dalam hujan.
 Ahh... Anak- anak..

                “Putriiii... jangan main hujan.. ayo pulangg..!!”
                “Iyaaaa Bundaaaa... Sebentar lagiii..”


Suara teriakan itu tak urung ku dengar dibalik deras hujan yg turun. Seorang ibu dengan kain celemek masih menempel dibadannya keluar memanggil si anak ntk pulang. Dan si anak?? Jangan ditanya. Hanya menjawab sepintasnya  lalu berlari lagi dengan teman teman sebaya sambil tertawa ria. Tanpa beban. Tanpa rasa bersalah. Tak dihiraukannya ibunya yg menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah si anak.

Mereka masih saja berlari lari, bermain dalam hujan. Tertawa lepas tanpa menghiraukan dingin yg membuat sekujur tubuh mereka menggigil tanpa ampun.

                “Aduuhhh...”

Lirih ku dengar suara mengaduh itu berasal dari seorang anak dengan rambut kuncir kuda yg sudah kuyup dan bibir yg bergetar menahan dingin. Gadis itu tersungkur ntah karena apa. Tadinya ku fikir ia akan langsung menangis sambil memegangi lututnya yg terluka dan mengeluarakan cairan merah yg tersapu hujan, lalu teman temannya menghampiri ntk menenangkan tangisnya.  Tapi ternyata fikirku terlalu mendramatisir. Ia justru berdiri dan kembali berlari mengejar ketertinggalan  dari teman temannya seolah ia tidak pernah terjatuh dan terluka..

                “Heiiii... tunggu akuu..”

Ahh.. dasar anak anak... Menikmati setiap waktunya hanya dengan tertawa. Tak peduli berapa kali ia terjatuh, berapa luka yg ia peroleh, ia akan bangkit dan kembali berlari seolah tak jera. Tak peduli siapa yg akan melarang,  kelakuan apa yg membuatnya dimarahi dan karena apa ia menangis, beberapa waktu kemudian ia akan tertawa lagi.

 Aku tersenyum miris. Nanti, 10 tahun atau lebih, masih mampukah ia melakukan hal yg sama seperti sekarang.?? Jatuh, tidak peduli seberapa dalam dan terluka seberapa parah, ia akan bangkit tanpa menangis lalu berlari kembali menganggap semua baik baik saja.. bisakah??

Aku menghela nafas panjang, ,lalu Ku sesap kembali Vanilla Latte yg tinggal setengah. Perpaduan kelembutan dan manisnya kream menyeruak dalam rongga mulutku. Dan di ujung rasa hanya tertinggal pahit espresso yg tak terlalu mendominasi.  Aku tersenyum lagi. Namun kali ini berbeda.  Senyum yg membuatku menelan pil rindu kembali ke masa dimana aku berada diposisi mereka.  Masa bermain dan tertawa lepas.
Aku.. benar benar merindui dimana aku bebas menangis mengekspresikan rasa sakit. Bebas tertawa mengekspresikan rasa bahagia.  Bebas marah untuk mengekspresikan rasa tak  suka tanpa harus berfikir aku nanti akan menyakiti orang lain..

Hujan semakin menipis menyisakan gerimis. Namun dingin dan suara tawa mereka tak kunjung ku temukan tanda tanda akan berhenti.  Sesekali mereka menyapaku yg tengah asyik menyaksikan kelakar mereka dibalik tirai gerimis hingga seruan Tuhanku berkumandang dari pilar yg menjulang.

Huuffttt...sudah. kini saatnya kembali ke masa kini. Tegukan terakhir Vanilla Latte telah mencapai tenggorokanku. Bergegas diri menyimpan catatan kecil hasil dari tarian jemariku. Menutup semua aplikasi yg ku buka dan beranjak dari tempat bersantai disela sela waktu. Bersiap bertemu sang pencipta.
Hujan tadi masih saja menyisakan gerimis ntk menyembunyikan matahari dan sengat panasnya. Dingin.. semoga pertemuan ku dengan Sang Pencipta mengubah dingin itu menjadi hangat.

                “Kalian tidak sholat?? Sudah azan lhoo.. ayo bergegas. Nanti main lagi.. “ ujar ku pada mereka sebelum masuk kedalam.
                “ iya kaaakkk..” jawab mereka kompak seperti paduan suara. 

Dan aku yakin.. arti dari jawaban mereka itu bukan  mematuhi apa yg aku katakan. Melainkan sebuah jawaban bahwa mereka mendengar apa yg ku katakan..

ahhh..  Dasar Anak- Anak...

04 Januari 2013, 12.49WIB

1/03/2014

Secangkir Kopi Panas

Siapa yg tak kenal dengan minuman yg satu ini. Hitam dengan rasa yg khas. Pahit.

Kopi.. Yaa.. minuman dengan perpaduan rasa pahit dan manis dari gula yg khas dengan aroma yg memikat bagi pecintanya. Minuman yang mengandung kafein ini memang sudah digemari orang orang sejak jaman dulu. Dimana persentase konsumsi kopi bagi orang dewasa mampu mencapai 80-90% setiap harinya dan diminum hampir jutaan orang. Bagi mereka merupakan suatu kenikmatan tersendiri dalam menikmati secangkir kopi disetiap harinya. 
Pada jaman sekarang, ada berbagai macam variasi penyajian kopi bagi penikmatnya. Misalnya saja, espresso, kopi yg berasal dari italia ini memiliki perpaduan aroma dan rasa kopi yg begitu kental begitu pas dilidah para penikmat kopi yg meninginkan cita rasa rasa kopi yg dasyat. Untuk menghasilkan espresso hitam pekat dengan aroma menggoda ini, kita harus menyiapkan air bersuhu lebih tinggi dari 1000C yg dipanaskan dengan alat khusus, bukan direbus biasa. Kemudian dialirkan ke bubuk kopi menggunakan saringan kopi. Disini , air panas hanya melewati kopi sehingga mengeluarkan rasa dan aroma kopi tanpa harus membawa ampas kopinya. 
Nah.. bagi mereka yg ingin menikmati kopi namun dengan taste yg lebih halus, bisa mengkombinasikannya dengan kream, coklat atau susu. Seperti Cappucino, 1/3 espresso yg dikombinasikan dengan 1/3 susu dan 1/3 busa susu. Variasi  lainnya adalah Caffe latte, kombinasi espresso dengan susu panas dan Mochaccino yang merupakan kombinasi espresso dengan coklat panas.

Menikmati secangkir kopi dapat dilakukan kapan pun. Pagi, siang, sore maupun malam. Tergantung  penikmat itu sendiri. Seperti saat ini, aku menikmati secangkir Cappucino sembari sedikit bersantai menyaksikan bintang bintang yg bergenit ria memainkan cahayanya padaku. Meresapi setiap cecapan kombinasi pahit manis yg menyapu lembut indera pencecap. Kombinasi yg pas seperti pahit dan manisnya garis kehidupan manusia. Kelembutan busa susu yg pas seperti sentuhan tangan Tuhan dalam menyampaikan Kasih-Nya. Dan taburan bubuk coklat yg manis, semanis goresan takdir diatas perkamen kehidupan. 

Sepotong Hati yang Baru

Apa yg kau ketahui tentang sepotong hati yg baru??
Sepotong hati yg tak lagi punyai bentuk yg sama.
Apa yg kau ketahui ttg sepotong hati yg baru??
Sepotong hati dengan bekas bekas luka yg begitu mencolok mata
Apa yg kau ketahui ttg sepotong hati yg baru??
Sepotong hati yg cacat permanen berbalutkan perban disana sini sudutnya.
Sepotong hati yg baru.. 
yang baru saja tereparasi dan kau malah menambah satu luka lagi diatas bekas bekas luka lamanya.
Sepotong hati yg baru.. 
yang baru saja tereparasi sempurna namun belum cukup kokoh ntk terjamah dan kau justru mengobrak abriknya

Sepotong hati yg baru.. 
yang baru saja selesai tereparasi namun dengan sadarnya kau memperparah bentuknya hingga tak lagi bisa utuh sempurna