Tak banyak
yg bisa ku tuliskan. Hanya tentang seberkas embun yg menempel dikaca kaca
jendela dan bias hujan yg menghujam atap rumah dan beberapa tumbuhan
disekitarnya. Terbang bersama hembusan angin dari utara.
Gemuruh,
guntur dan teriakan anak anak bermain dibawah guyuran hujan menjadi musik alam
yg ku nikmati saat ini. Ditemani secangkir Vanilla Latte hangat, jemari ku
manari diatas huruf huruf keyboard
menceritakan ttg mereka.
Ahhh..
tidak ada yg istimewa.. ya.. tidak ada yg istimewa. Hanya hujan biasa menjelang
Zuhur. Tapi bagi mereka, ini merupakan hal yg mengasyikkan. Ketika ibu ibu
mereka sedang tenggelam didapur dapur panas menyiapkan makan siang untuk
keluarganya, anak anak itu turut mengambil kesempatan ntk tenggelam dalam canda
tawa, berlari kesana kemari, berteriak dalam pelukan hujan yg tak kunjung
mencapai akhir. Bahkan teguran gemuruh tak menghentikan mereka untuk
menghentikan aksi mereka dalam hujan.
Ahh... Anak- anak..
“Putriiii... jangan main hujan..
ayo pulangg..!!”
“Iyaaaa Bundaaaa... Sebentar
lagiii..”
![]() |
Suara
teriakan itu tak urung ku dengar dibalik deras hujan yg turun. Seorang ibu
dengan kain celemek masih menempel dibadannya keluar memanggil si anak ntk
pulang. Dan si anak?? Jangan ditanya. Hanya menjawab sepintasnya lalu berlari lagi dengan teman teman sebaya
sambil tertawa ria. Tanpa beban. Tanpa rasa bersalah. Tak dihiraukannya ibunya
yg menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah si anak.
Mereka
masih saja berlari lari, bermain dalam hujan. Tertawa lepas tanpa menghiraukan
dingin yg membuat sekujur tubuh mereka menggigil tanpa ampun.
“Aduuhhh...”
Lirih
ku dengar suara mengaduh itu berasal dari seorang anak dengan rambut kuncir kuda
yg sudah kuyup dan bibir yg bergetar menahan dingin. Gadis itu tersungkur ntah
karena apa. Tadinya ku fikir ia akan langsung menangis sambil memegangi
lututnya yg terluka dan mengeluarakan cairan merah yg tersapu hujan, lalu teman
temannya menghampiri ntk menenangkan tangisnya. Tapi ternyata fikirku terlalu mendramatisir. Ia
justru berdiri dan kembali berlari mengejar ketertinggalan dari teman temannya seolah ia tidak pernah
terjatuh dan terluka..
“Heiiii... tunggu akuu..”
Ahh..
dasar anak anak... Menikmati setiap waktunya hanya dengan tertawa. Tak peduli
berapa kali ia terjatuh, berapa luka yg ia peroleh, ia akan bangkit dan kembali
berlari seolah tak jera. Tak peduli siapa yg akan melarang, kelakuan apa yg membuatnya dimarahi dan karena
apa ia menangis, beberapa waktu kemudian ia akan tertawa lagi.
Aku tersenyum miris. Nanti, 10 tahun atau
lebih, masih mampukah ia melakukan hal yg sama seperti sekarang.?? Jatuh, tidak
peduli seberapa dalam dan terluka seberapa parah, ia akan bangkit tanpa
menangis lalu berlari kembali menganggap semua baik baik saja.. bisakah??

Aku..
benar benar merindui dimana aku bebas menangis mengekspresikan rasa sakit. Bebas
tertawa mengekspresikan rasa bahagia. Bebas
marah untuk mengekspresikan rasa tak
suka tanpa harus berfikir aku nanti akan menyakiti orang lain..
Hujan
semakin menipis menyisakan gerimis. Namun dingin dan suara tawa mereka tak kunjung
ku temukan tanda tanda akan berhenti. Sesekali
mereka menyapaku yg tengah asyik menyaksikan kelakar mereka dibalik tirai
gerimis hingga seruan Tuhanku berkumandang dari pilar yg menjulang.
Huuffttt...sudah.
kini saatnya kembali ke masa kini. Tegukan terakhir Vanilla Latte telah
mencapai tenggorokanku. Bergegas diri menyimpan catatan kecil hasil dari tarian
jemariku. Menutup semua aplikasi yg ku buka dan beranjak dari tempat bersantai
disela sela waktu. Bersiap bertemu sang pencipta.
Hujan
tadi masih saja menyisakan gerimis ntk menyembunyikan matahari dan sengat
panasnya. Dingin.. semoga pertemuan ku dengan Sang Pencipta mengubah dingin itu
menjadi hangat.
“Kalian tidak sholat?? Sudah azan
lhoo.. ayo bergegas. Nanti main lagi.. “ ujar ku pada mereka sebelum masuk
kedalam.
“ iya kaaakkk..” jawab mereka
kompak seperti paduan suara.
Dan aku yakin.. arti dari jawaban mereka itu bukan
mematuhi apa yg aku katakan. Melainkan sebuah
jawaban bahwa mereka mendengar apa yg ku katakan..
ahhh.. Dasar Anak- Anak...
04 Januari 2013, 12.49WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar