BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Komunitas merupakan kumpulan dari berbagai populasi yang
hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih
kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Nama komunitas harus
dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang
paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata yang dapat
menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir,
hutan jati.
Komunitas mempunyai lima cirri cirri
yang telah diukur dan dikaji yaitu:
1. Keanekaragaman spesies
2. Bentuk dan sttruktur pertumbuhan
3. Dominansi
4. Kelimpahan relative nisbi
5. Structure tropic
I.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami pengertian
komunitas
2.
Mengetahui
dan memahami cirri cirri komunitas
3. Mengetahui dan memahami mencari
indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
4. Mengetahui dan memahami suksesi pada
hewan
5. Mengetahui dan memahami
interaksi antar spesies anggota populasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang
hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi
satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila
dibandingkan dengan individu dan populasi.
Komunitas ialah beberapa kelompok
makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan, misalnya
populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka hidup membentuk
suatu masyarakat atau suatu komunitas. Dengan memperhatikan
keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan
organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan populasi ibarat makhluk
dengan sistem organnya, tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi
sehingga memiliki sifat yang khusus atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh
baik sistem organ maupun organisasi hidup lainnya.( Soedjiran Resosoedarmo, 1990)
Perubahan komunitas yang sesuai
dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan berlangsung terus sampai pada
suatu saat terjadi suatu komunitas padat sehingga timbulnya jenis tumbuhan atau
hewan baru akan kecil sekali kemungkinannya. Namun, perubahan akan selalu
terjadi. Oleh karena itu, komunitas padat yang stabil tidak mungkin dapat
dicapai. Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni
baru, tetapi juga hilangnya penghuni yang pertama.
Komunitas, seperti halnya tingkat organisasi
makhluk hidup lain, juga mengalami serta menjalani siklus hidup. Komunitas
Ditinjau dari segi fungsinya, tumbuhan dan hewan dari berbagai jenis yang hidup
secara alami di suatu tempat membentuk suatu kumpulan yang di dalamnya setiap
individu menemukan lingkungan yang dapat memunuhi kebutuhan hidupnya dalam
kumpulana ini terdapat pula kerukunan untuk hidup bersama, toleransi
kebersamaan dan hubungan timbal balik yang menguntungkan sehingga dalam
kumpulan ini terbentuk suatau derajat keterpaduan. Kelompok seperti itu yang
tumbuhan dan hewannya secara bersama telah menyesuaikan diri dan mempunyai
suatu tempat alami disebut komunitas. Konsep komunitas cukup jelas, tetapi
sering kali pengenalan dan penentuan batas komunitas tidaklah mudah. (Suwasono Heddy, 1986)
2.2 Ciri Ciri Komunitas
2.2.1 Keanekaragaman
Spesies (Diversitas)
Kepadatan
individu dalam suatu populasi langsung dapat dikaitkan dengan pengertian
keanekaragaman. Istilah ini dapat diterapkan pada pelbagai bentuk, sifat,
dan ciri suatu komunitas. Misalnya, keanekaragaman di dalam spesies,
keanekaragaman dalam pola penyebaran. Margalef (1958) mengemukakan bahwa
untuk menentukan keanekaragaman komunitas perli dipelajari aspek keanekaragaman
itu dalam organisasi komunitasnya. Misalnya mengalokasikan individu
populasinya ke dalam spesiesnya, menempatkan spesies tersebut ke dalam
habitatnya, menentukan kepadatan relatifnya dalam habitat tersebut dan
menempatkan setiap individu ke dalam tiap habitatnya dan menentukan fungsinya.
Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapat diperoleh gambaran
tentang kedewasaan organisasi komunitsas tersebut. Hal ini menunjukkan
tingkat kedewasaannya sehingga keadaannya lebih mantap. (M. Ruslan Umar, 2004)
Ada dua konsep keanekaragaman spesies yang terdapat
dalam komunitas,yakni
1. Kekayaan spesies (spesies richness) : yakni
jumlah cacahspesies yang ada di komunitas tersebut. Konsep keanekaragaman
Margalef dinyatakan sebagai berikut :

Dimana : S = jumlah spesies yang ada pada komunitas
N = jumlah
total individu yang terdalam dalam komunitas
2. Heterogenitas
Merupakan penggabungan dari
konsep kelimpahan relative.artinyadalam menganalisa keanekaragaman spesies yang
terdapat didalam komunitas, disamping factor jumlah spesies yang ada di dalam
komunitas tersebut, factor kelimpahan relatifdarimasing masing spesies yang
terdapat pada komunitas tersebut turut diperhitungkan. Indeks keanekaragaman
Shanon-Wiener dinyatakan sebagai berikut :

Dimana
: ni = jumlah dari spesies 1 yang terdapat dalam
komunitas tersebut
N = jumlah total dari semua
spesies yang terdapat dalam komunitas
H’ = Indeks keanekaragaman
Sehingga
untukrumus Indeks equitabilitas dinyatakan :
![]() |
Untuk
E =
indeks Equitabilitas
H’ =
Indeks keanekaragaman
Daerah tropika sering disebut sebagai
daerah keanekaragaman spesies yang tinggi, termasuk Indonesia. Hal
inidijelaskan oleh sejumlah hipotesis oleh para ahli, yakni sebagai berikut:
1. Hipotesis
hipotesis ekilibrium, yang meliputi :
a) Laju
di daerah tropika lebih tinggi karena populasinya yang bersifat sedenter
(mobilitas rendah) dan evolusi yang terjadi di daerah tropikaberlangsung lebih
cepat. Hal ini disebabkan karena produktivitasnya yang tinggi.
b) Laju
kepunahan di daerah tropika rendah dikarenakan persaingan yang kurang keras
akibat ketersediaan sumber daya yang melimpah dan heterogenitas ruang lebih
tinggi.
2. Hipotesis
Non-ekilibrium
Yakni suatu
hipotesis yang mengemukakan tidak ada hubungannya dengan keseimbangan.
Hipotesis ini meliputi :
-
Hipotesis waktu :
daerah tropika relative berusia lebih tua dan lebih stabil dibandingkan dengan
daerah lainnya.
-
Komunitas komunitas
tropika lebih banyak waktu untuk berkembang menghasilkan lebih banyak spesies.
2.1.2
Struktur
Komunitas
Struktur komunitas dapat dibedakan
menjadi struktur fisik da struktur biologi. Struktur fisik merupakan struktur
yang tampak pada komunitas itu,bila mana komunitas itu diamati atau dikunjungi.
Sedangkan struktur biologi meliputi komposisi spesies, perubahan temporaldalam
komunitas dan hubungan antar spesies dalam suatu komunitas.
Berdasarkan fedelitasnya, spesies
yang menyususn pada suatu kominitas dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Eksklusif,
yakni jika suatu spesies itu hanya ada disuatu daerah tunggal atau komunitas
tunggal.
2. Karakteristik
( preferensial), yakni jika spesies tersebut melimpah dalam suatu daerah namun
juga terdapat didaerah lain dalam jumlah kecil.
3. Ubiquitos,
yakni jika suatu spesies penyebarannya sama dalam berbagai komunitas.
4. Predominant,
jika jumlah individu suatu spesies lebih besar atau sama dengan 10% dari jumlah
individu keseluruhan spesies yang ada dalam komunitas tersebut.
2.2.3 Dominansi
Dominansi merupakanpengendalian
nisbi yang diterapkan makhluk hidup atas komposisi spesies dalam
komunitasnya. Spesies dominan adalah
spesies yang secara ekoligik sangant berhasil dan yang mampu menentukan kondisi
yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Atau spesies yang paling berpengaruh dan
yang mampu dari jumlah maupun aktivitasnya dalam komunitas.. derajat dominansi
terpusat didalam satu, beberapa atau banyak spesies dapat dinyatakan dengan
indeks dominansi, yaitu jimlah kepentingan tiap-tiap spesies dalam
hubungandengan komunitas secara keseluruhan.
2.2.4 Suksesi dan
Klimaks
Suksesi adalah suatu proses
perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu
komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang
berbeda dengan komunitas semula. Dengan kata lain, suksesi dapat diartikan sebagai
perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai
akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Ketika habitat berubah,
spesies yang baru akan datang menyerbu untuk menjadi mantap di tempat itu, dan spesies
yang lama akan menghilang.
berbeda dengan komunitas semula. Dengan kata lain, suksesi dapat diartikan sebagai
perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai
akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Ketika habitat berubah,
spesies yang baru akan datang menyerbu untuk menjadi mantap di tempat itu, dan spesies
yang lama akan menghilang.
Suksesi akan berlangsung secara
terus menerus hingga mencapai suatu tingkat akhir yang disebut dengan klimaks.
Pada keadaan klimaks ini komunitas telah mencapai homeostatis, artinya
komunitas dapat mempertahankan kestabilan internalnya dalam menanggapi respon
terhadap factor lingkungan. Deretan langkah atau deretan komunitas yang
menyusunurutan suksesional yang menuntun kearah klimaks disebut sere.( Tim
Dosen, 2012).
Dalam kasus Suksesi hewan, akan
terjadi suksesi tumbuhan terlebih dahulu pada komunitas tersebut lalu di ikuti
oleh munculnya suksesi hewan. Hal ini disebabkan karena tumbuhan merupakan
makhluk autotrof yang menyediakan sumber energy bagi hewan tersebut.
Ketersediaan sumberdaya pada komunitas terjadinya suksesi sangant mempengaruhi
banyak tidaknya hewan yang ditemukan dalam proses suksesi tersebut.
Berdasarkan
kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi, yaitu
suksesi primer dan suksesi sekunder.
suksesi primer dan suksesi sekunder.
a) Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu
komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan
komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat
terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat
berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai.
Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara,
timah, dan minyak bumi).
komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat
terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat
berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai.
Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara,
timah, dan minyak bumi).
Tahapannya
terjadinya suksesi primer dapat dilihat sebagai berikut:
1.
suatu komunitas rusak yang diakibatkan berbagai hal, missal bencana alam
letusan gunung berapi.
2.
Kolonisasi Awal
Spora lumut, biji tumbuhan atau bakteri
autrotrof sebagai organisme
fotosintesis pertama yang muncul akibat terbawa oleh angin dan tertanam di daerah
tersebut.
3. Pertumbuhan pioneer
fotosintesis pertama yang muncul akibat terbawa oleh angin dan tertanam di daerah
tersebut.
3. Pertumbuhan pioneer
Benih-benih yang tumbuh di lahan kosong tumbuh
dan
berkembang biak. Jenis organisme yang datang pertama dan menjadi penghuni pemula
di lahan kosong sebagai pioner. Tumbuhan pioner akan membentuk koloni-koloni.
4. Invasi
berkembang biak. Jenis organisme yang datang pertama dan menjadi penghuni pemula
di lahan kosong sebagai pioner. Tumbuhan pioner akan membentuk koloni-koloni.
4. Invasi
Selama proses kolonisasai di tempat yang baru
anak-anak dari organisme
pioner yang adaptasinya paling baik terhadap lingkungan mampu bertahan dan terus
menyebar atau mengadakan invasi secara luas.
pioner yang adaptasinya paling baik terhadap lingkungan mampu bertahan dan terus
menyebar atau mengadakan invasi secara luas.
5.
Stabilisasi
Habitat dan ekosistem yang baru terbentuk
terus mengalami perubahan,
baik dalam hal kondisi lingkungan fisik maupun komponen biotik yang menghuninya.
Perubahan akan terus terjadi sampai ekosistem mencapai keaadan yang stabil.
baik dalam hal kondisi lingkungan fisik maupun komponen biotik yang menghuninya.
Perubahan akan terus terjadi sampai ekosistem mencapai keaadan yang stabil.
6.
Klimaks
Hubungan
antara jenis-jenis organisme yang dominan pada komunitas
klimaks dengan habitat atau lingkungannya sudah sangat harmonis, dan komunitas
klimaks ini bersifat stabil atau tudak berubah selama kondisi iklim dan keaadaan
fisiografisnya tetap sama.
klimaks dengan habitat atau lingkungannya sudah sangat harmonis, dan komunitas
klimaks ini bersifat stabil atau tudak berubah selama kondisi iklim dan keaadaan
fisiografisnya tetap sama.
b) Suksesi
sekunder
Suksesi
sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat
merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat
seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari
komunitas pionir. Suksesi sekunder dapat disebabkan oleh kebakaran, banjir, gempa bumi
atau aktivitas manusia.(Anonim, 2012)
merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat
seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari
komunitas pionir. Suksesi sekunder dapat disebabkan oleh kebakaran, banjir, gempa bumi
atau aktivitas manusia.(Anonim, 2012)
BAB III
KESIMPULAN
·
Komunitas adlah
kumpulan/kelompok populasi makhluk hidup dalam suatu habitat yang saling
berinteraksi.
·
Komunitas memiliki lima
ciri-ciri, yaitu :
1. Keanekaragaman
spesies (diversitas)
2. Bentuk
dan struktur pertumbuhan
3. Dominansi
4. Kelimpahan
relative nisbi
5. Struktur
tropic
·
Keanekaragaman spesies
terdapat 2 konsep, yaitu kekayaan spesies (species richness) dan heterogenitas.
·
Hipotesis para ahli
mengenai diversity daerah tropika ada dua, yaitu Hipotesis Ekilibrum
(keseimbangan), meliputi laju : a) laju spesialisasi di daerah tropika lebih
tinggi dan b) laju kepunahan di daerah tropic lambat, serta Hipotesis Non
Ekilibrum, meliputi : a) Hipotesis Waktu, dan b) Komunitas tropic lebih banyak
waktu untuk berkembang.
·
Struktur komunitas
dapat dibedakan menjadi stuktur fisik dan struktur biologis. Sedangkan
berdasarkan fidelitasnya (derajat keterbatasan suatu spesies untuk situasi
tertentu ).
·
Berdasarkan fedelitasnya
(derajat keterbatasan suatu spesies untuk situasi tertentu), spesies
diklasifikasikan atas 5, yaitu :
eksklusif, karakteristik, ubiquitos dan predominant.
·
Dominansi merupakan
pengendalian nisbi yang diterapkan makhluk hidup atas dan bertahap dari komunitas
pada suatu wilayah ekosistem tertentu.
·
Sere adalah seluruh
seri komunitas yang terbentuk pada keadaan atau waktu tertentu.
·
Klimaks adalah suatu
keadaan seimbang- dinamis dari populasi yang menentukan dalam perjalanan
suksesi ekologis yang optimum.
·
Suksesi dibagi menjadi
dua yaitu suksesiprimer dan suksesi skunder.
·
Suksesi primer adalah
perubahan komunitas yang terjadi pada habitat dimana komunitas awalnya telah
hilang secara total.
·
Suksesi sekunder adalah perubahan komunitas
yang terjadi bilamana suatu komunitas atau ekosistem mendapat gangguan, baik
secara alami maupun secara buatan, akan tetapi gangguan tersebut tidak merusak
total tempat tumbuh organism sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama
dan kehidupan masih ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.suksesi.http://haeryn.wordpress.com/2012/05/21/suksesi/ (diakses
tanggal 19 desember 2012).
Heddy, Suwasono. 1986. Pengantar Ekologi. Jakarta : CV Rajawali.
Resosoedarmo,
Soedjiran. 1990. Pengantar Ekologi. Jakarta :PT Remaja Rosdakarya.
Umar, M. Ruslan. 2004. Ekologi Umum Dalam Praktikum. Makassar : Universitas Hasanuddin.
Tim Dosen. 2012. Dasar Dasar Ekologi Hewan.
Medan : FMIPA Unimed.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar