I.
Tujuan
·
Untuk menaksir
kelimpahan populasi lalat buah di Hutan Lindung Aeknauli
·
Untuk membandingkan
kelimpahan populasi lalat buah antara hutan heterogen dan hutan homogeny di
Hutan Lindung Aeknauli
·
Untuk mengetahui cara
menaksir kelimpahan populasi hewan menggunakan metode Removal
II.
Tinjauan
Teoritis
Populasi
Suatu populasi dapat ditafsirkan sabagai suatu kelompok
yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk
yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus.
Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok
yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau
tumbuhan. Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik
yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar
populasi adalah besar populasi atau kerapatan.
Populasi juga dapat ditafsirkan sebagai kumpulan
kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu
bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki
berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik,
unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok
itu.(Soetjipta.1992)
Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam
kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang
lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis
atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling
berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi
yang hidup secara terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng
di Pulau Jawa terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan
Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di
kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa.
Jika isolasi geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali tidak dapat melakukan pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang satu dengan yang lain bisa terdapat variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi alam yang terjadi di tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang memungkinkan dua populasi yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi genetik dapat berlangsung.
Jika isolasi geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali tidak dapat melakukan pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang satu dengan yang lain bisa terdapat variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi alam yang terjadi di tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang memungkinkan dua populasi yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi genetik dapat berlangsung.
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang
merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi
itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan
atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya (Suin,nurdin
Muhammad.1989).
1 .ciri- ciri biologi
Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi,
antara lain :
a.Mempunyai
struktur dan organisasi tertentu, yang si fatnya ada yang konstan dan ada pula
yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur)
b.Ontogenetik,
mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua
= senessens, dan mati)
c. Dapat
dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan
lingkungan
d. Mempunyai
hereditas
e.Terintegrasi
oleh faktor- faktor hereditaa oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan
ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran
reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya
kemungkinan untuk meninggalkan keturunanuntuk waktu yang lama.
2. ciri- ciri statistik
Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan
pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri individu
itu sendiri, antara lain:
a.
Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter
utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi,
emigrasi.
b.
Sebaran (agihan, struktur) umur
c.Komposisi
genetik (“gene pool” = ganangan gen)
d.Dispersi(sebaran
individu intra populasi). (Hadisubroto.T.1989)
Metode removal (pengambilan)
Metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi
mamalia kecil. Asumsi- asumsi dasar yang digunakan dalm metode pengambilan
adalah sebagai berikut:
- Populasi tetap stasioner selama periode penangkapan.
- Peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada setiap perioda panangkapan adalah sama.
- Probabilitas penangkapan individu dari waktu selama perioda penangkapan adalah sama. (Naughton.Mc.1973)
III.
Prosedur Kerja
1. Praktikan
menyiapkan alat dan bahan
2. Praktikan
menyuntikkan beberapa ml pheromone ke kapas keenam pheromone trap
3. Praktikan
membagi dua pheromone trap untuk kedua lokasi pengambilan sampel. 3 di hutan
homogeny dan 3 lainnya di hutan heterogen.
4. Praktikan
menggantung miring pheromone trap di ranting pohon dengan ketinggian kurang
lebih 1,75m dari tanah. Lalu membiarkannya selama 24jam
5. Setelah
24 jam, praktikan melakukan pengecekan pheromone trap dikedua lokasi
pengambilan sampel.
6. Setelah
pengecekan, praktikan membersihkan pheromone trap dan menyuntikkan kembali
pheromone lalu kembali melakukan pengamatan selama 24 jam
IV.
Pembahasan
Tabel hasil
Pengamatan di hutan Homogen
Penangkapan ke..
|
Y
|
X
|
XY
|
![]() |
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
jumlah
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Karena
tidak satupun individu yang diperoleh dari hutan homogeny oleh praktikan,
sehingga penaksiran tidak dapat dilakukan. Dengan kata lain, lalat buah tidak
ada di hutan homogen(hutan pinus) Aeknauli.
Tabel Hasil
Pengamatan di hutan Heterogen
Penangkapan ke..
|
Y
|
X
|
XY
|
![]() |
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
2
|
4
|
1
|
4
|
1
|
jumlah
|
5
|
1
|
4
|
1
|
Ket. Table
Y : jumlah individu yang tertangkap
X : jumlah
individu hasil penangkapan komulatif sebelumnya
Short Methods
(metode singkat)
N =
dimana y1 : jumlah individu
penangkapan pertama

y2 : jumlah individu penangkapan kedua
jadi, N =
=
»
0,33 individu, jika dibulatkan menjadi 0
individu


Analisis Regresi Linier
Y = a
+ bxi
b =
a =


dimana Y : taksiran jumlah populasi
n
: jumlah penangkapan
jadi,
b =
=
= 3


a =
=
= 1


sehingga, Y= 1
+ 3xi
0 = 1 + 3xi
xi =
=
0,33 , dibulatkan menjadi 0 individu

dari
hasil perhitungan penaksiran populasi lalat buah dihutan heterogen, didapat
taksirannya adalah 0 dengan penangkapan pertama 1 individu dan penangkapan
kedua 4 individu. Jika dibandingkan dengan
pengambilan sampel dihutan pinus (hutan homogen), maka sudah dapat
ditarik sebuah pernyataan bahwa populasi lalat buah hanya ditemukan di hutan
heterogen. Hal ini bisa terjadi mungkin karena pinus tidak menghasilkan buah
melainkan strobilus sehingga lalat buah tidak ada di hutan pinus.
V.
Kesimpulan
Berdasarkan
pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1. Populasi
lalat buah hanya ditemukan dihutan heterogen Aeknauli
2. Di
hutan homogeny (hutan pinus) tidak ditemukan populasi lalat buah
3. Berdasarkan
analisis data, populasi lalat buah dihutan heterogen Aeknauli sangat rendah
yaitu 0,33 (digenapkan menjadi 0)
4. Pinus
tidak menghasilkan buah untuk perkembangbiakannya, melainkan menghasilkan
strobilus jantan dan strobilus betina. Sehingga lalat buah tidak tertarik untuk
berkembang dihutan pinus.
DAFTAR PUSTAKA
Hadisubroto,tisno.1989.
Ekologi Dasar. Jakarta : DeptDikBud
Naughhton.1973.
Ekologi Umum edisi Ke 2. Yogyakarta :UGM Press
Soetjipta.1992.Dasar-dasar
Ekologi Hewan. Jakarta : DeptDikBud DIKTI
Suin,nurdin
Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta : Bumi Aksara
izin share ya mbak... :)
BalasHapus