2/03/2013

Menaksir kelimpahan Populasi dengan Menggunakan Metode Removal



I.                   Tujuan

·         Untuk menaksir kelimpahan populasi lalat buah di Hutan Lindung Aeknauli
·         Untuk membandingkan kelimpahan populasi lalat buah antara hutan heterogen dan hutan homogeny di Hutan Lindung Aeknauli
·         Untuk mengetahui cara menaksir kelimpahan populasi hewan menggunakan metode Removal

II.                Tinjauan Teoritis

Populasi
Suatu populasi dapat ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan.
Populasi juga dapat ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.(Soetjipta.1992)
Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau Jawa terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa.
Jika isolasi geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali tidak dapat melakukan pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang satu dengan yang lain bisa terdapat variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi alam yang terjadi di tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang memungkinkan dua populasi yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi genetik dapat berlangsung.
Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya (Suin,nurdin Muhammad.1989).

1 .ciri- ciri biologi
         Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain :
a.Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang si fatnya ada yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya waktu (umur)
b.Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh, berdiferensiasi, menjadi tua  = senessens, dan mati)
c. Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons terhadap perubahan  lingkungan
d. Mempunyai hereditas
e.Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditaa oleh faktor- fektor herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi. Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk meninggalkan keturunanuntuk waktu yang lama.

2. ciri- ciri statistik
             Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri- ciri individu itu sendiri, antara lain:
a. Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
b. Sebaran (agihan, struktur) umur
c.Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen)
d.Dispersi(sebaran individu intra populasi). (Hadisubroto.T.1989)

 Metode removal (pengambilan)
Metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi- asumsi dasar yang digunakan dalm metode pengambilan adalah sebagai berikut:
  • Populasi tetap stasioner selama periode penangkapan.
  • Peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada setiap perioda panangkapan adalah sama.
  • Probabilitas penangkapan individu dari waktu selama perioda penangkapan adalah sama. (Naughton.Mc.1973)

III.             Prosedur Kerja
1.      Praktikan menyiapkan alat dan bahan
2.      Praktikan menyuntikkan beberapa ml pheromone ke kapas keenam pheromone trap
3.      Praktikan membagi dua pheromone trap untuk kedua lokasi pengambilan sampel. 3 di hutan homogeny dan 3 lainnya di hutan heterogen.
4.      Praktikan menggantung miring pheromone trap di ranting pohon dengan ketinggian kurang lebih 1,75m dari tanah. Lalu membiarkannya selama 24jam
5.      Setelah 24 jam, praktikan melakukan pengecekan pheromone trap dikedua lokasi pengambilan sampel.
6.      Setelah pengecekan, praktikan membersihkan pheromone trap dan menyuntikkan kembali pheromone lalu kembali melakukan pengamatan selama 24 jam



IV.             Pembahasan
Tabel hasil Pengamatan di hutan Homogen
Penangkapan ke..
Y
X
XY
1
0
0
0
0
2
0
0
0
0
jumlah
0
0
0
0

Karena tidak satupun individu yang diperoleh dari hutan homogeny oleh praktikan, sehingga penaksiran tidak dapat dilakukan. Dengan kata lain, lalat buah tidak ada di hutan homogen(hutan pinus) Aeknauli.

Tabel Hasil Pengamatan di hutan Heterogen
Penangkapan ke..
Y
X
XY
1
1
0
0
0
2
4
1
4
1
jumlah
5
1
4
1

Ket. Table
Y :  jumlah individu yang tertangkap
X : jumlah individu hasil penangkapan komulatif sebelumnya

Short Methods (metode singkat)
N =          dimana y1 : jumlah individu penangkapan pertama
                                      y2 : jumlah individu penangkapan kedua
jadi, N =     =   » 0,33  individu, jika dibulatkan menjadi 0 individu
Analisis Regresi Linier
Y =  a  +  bxi
b =                                  a =    

dimana Y : taksiran jumlah populasi
            n  : jumlah penangkapan
jadi,
b  =        =    =  3
a =     =     =  1
sehingga,  Y= 1  +  3xi
                  0 = 1  +  3xi
                xi =    =  0,33 , dibulatkan menjadi 0 individu

dari hasil perhitungan penaksiran populasi lalat buah dihutan heterogen, didapat taksirannya adalah 0 dengan penangkapan pertama 1 individu dan penangkapan kedua 4 individu. Jika dibandingkan dengan  pengambilan sampel dihutan pinus (hutan homogen), maka sudah dapat ditarik sebuah pernyataan bahwa populasi lalat buah hanya ditemukan di hutan heterogen. Hal ini bisa terjadi mungkin karena pinus tidak menghasilkan buah melainkan strobilus sehingga lalat buah tidak ada di hutan pinus.





V.                Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Populasi lalat buah hanya ditemukan dihutan heterogen Aeknauli
2.      Di hutan homogeny (hutan pinus) tidak ditemukan populasi lalat buah
3.      Berdasarkan analisis data, populasi lalat buah dihutan heterogen Aeknauli sangat rendah yaitu 0,33 (digenapkan menjadi 0)
4.      Pinus tidak menghasilkan buah untuk perkembangbiakannya, melainkan menghasilkan strobilus jantan dan strobilus betina. Sehingga lalat buah tidak tertarik untuk berkembang dihutan pinus.
















DAFTAR PUSTAKA
Hadisubroto,tisno.1989. Ekologi Dasar. Jakarta : DeptDikBud
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. Yogyakarta :UGM Press
Soetjipta.1992.Dasar-dasar Ekologi Hewan. Jakarta : DeptDikBud DIKTI
Suin,nurdin Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta : Bumi Aksara


1 komentar: