2/10/2013

Senja

Pancaran emas dari mentari senja mewarnai tubuhku disore itu.
Pelita perpisahan yang disampaikan mentari pada siang.
Senja itu, memancarkan warna keagungannya di iringi angin yang membelai lembut menuntut perhatian. Seolah ia mampu mengalahkan riak biru samudera yg perlahan menghancurkan karang dibibir pantai.Senja itu, aku mengingatnya. Yang dengan indah memainkan perasaanku yang hanyut dalam kesendirian ditengah melodi alam. Pancaran jingga yang perpendar mengalahkan biru langit dan biru bah lautan.
Senja itu menuntutku untuk kembali membuka kenangan tepat saat mata ku terpejam.
Kenangan dimana seorang Kekasih mengajarkanku sebuah arti keindahan Cinta dan Kepedihan secara bersamaan.
Mengajarkanku disayangi dan disakiti dalam satu genggaman.
Senja itu mengingatkanku akan sebuah kata rindu yg selama ini terabaikan.
Memintaku ntk menyampaikan. Menghapus sebuah kepedihan dengan ketulusan.
Seperti Jingganya yang tertumpah hanyut dalam riak lautan.
"Kasih..
Dapatkah kau mendengar melodi nyanyian alam.?
Ya..  Disaat Jingga itu berpendar menyambut malam."
"Kasih.. 
Dengarkanlah bisikan pasir ditepi pantai. Karna disaat itu, Senja sedang melantunkan Symphony kerinduan yang terpendam."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar